Tamak Haloba

[Muat Turun Artikel – Format PDF]

Tamak ialah  kasih kepada harta dan keinginan mengumpulnya sebanyak mungkin tanpa niat untuk mendapat keredhaan Allah.

JADILAH MULIA TANPA BERSIFAT TAMAK!

Diriwayatkan oleh Imam al-Ghazali, suatu ketika kaum Bani Israil bertanya kepada Nabi Musa a.s: “Tanyakan kepada Tuhanmu apa yang akan  kami perolehi setelah  mengerjakan sesuatu amalan. Kerana kami telah amalkan apa yang Dia (Allah) inginkan”.

Nabi Musa a.s berkata: “Ya Tuhanku, Engkau benar-benar sudah mendengar apa yang mereka katakan padaku”. Allah s.w.t berfirman kepada Nabi Musa a.s.: “Hai Musa, katakanlah pada mereka, “Mereka hendaklah redha kepada-Ku. Aku pun akan redha terhadap mereka”. (Imam al-Ghazali, Mukasyafat al-Qulub).

Kisah tersebut bermaksud bahawa setelah kita melakukan amal soleh, janganlah mengharapkan balasan berupa harta duniawi. Sesudah beramal, serahkanlah kepada-Nya. Hanya satu yang perlu diharapkan, iaitu redha-Nya, tidak yang lain. Cukup dengan redha-Nya, amal kita pasti akan dibalas dengan adil kelak.

Menerima redha-Nya itu bermakna kita perlu qana’ah. Menurut Abu Abdilllah bin Khafifi, qana’ah adalah meninggalkan angan-angan terhadap sesuatu yang tidak ada dan menganggap cukup dengan sesuatu yang ada.

Qana’ah adalah pintu untuk menjadi hamba Allah yang cerdik, sedangkan tamak (rakus) dan pendengki adalah jendela kepada kerosakan.

Imam Abu Bakar al-Maraghi pernah bekata kepada murid-muridnya: ”Orang yang berakal sehat adalah orang yang mengatur urusan dunia dengan sikap qana’ah dan mengatur urusan agama dengan ilmu dan ijtihad”. (Abdul Karim al-Qursyairi, Risalah al-Qusyairiyah).

Menurut Imam at-Tirmizi, qana’ah itu adalah jiwa yang redha terhadap rezeki yang telah ditentukan, dan tidak berkeinginan terhadap sesuatu yang tidak ada hasil dan manfaatnya. Pada dasarnya berangan-angan terhadap sesuatu yang tiada hasilnya adalah angan-angan orang yang bodoh.

Orang yang berakal dan cerdas adalah orang memahami siapa dirinya  dan bagaimana dia sepatutnya. Orang yang qana’ah, adalah orang yang hidupnya bebas dari segala macam belenggu nafsu dan cita-cita. Hal ini adalah disebabkan mereka merasa yakin dan percaya sepenuhnya akan keadilan Allah s.w.t.

Disaring dari – https://hidayatullah.com/kajian/gaya-hidup-muslim/read/2011/03/17/3597/jadilah-lebih-mulia-tanpa-bersifat-tamak.html

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s