[Muat Turun Artikel – Format PDF]
Mahabbah (cinta Allah dan Rasul) ialah kasih seorang mukmin kepada Allah dan Rasul-Nya melebihi segala yang lain. Melahirkan jiwa insan yang benar-benar cintakan agama dan rela mengorbankan dirinya di jalan Allah.
MAHABBAH, AMALAN HATI UNTUK MENCINTAI ALLAH S.W.T.
Salah satu amalan hati adalah Al-Mahabbah. Dalam pandangan tasawuf, “mahabbah” bermaksud mencintai Allah yang di dalamnya mengandung arti patuh kepada-Nya sekaligus membenci sikap yang melawan-Nya. Dijelaskan dalam buku Tafsir Al-‘Usyr Al-Akhir, dengan cinta pada Allah, Rasul-Nya dan orang-orang yang beriman, kelazatan iman akan diperolehi.
Rasulullah s.a.w bersabda: “Ada tiga perkara, siapa yang terkumpul pada dirinya maka ia akan merasakan kelazatan iman. Iaitu bila Allah dan Rasul-Nya lebih dia cintai dari selain keduanya, agar seseorang tidak dicintai kecuali kerana Allah dan agar ia benci untuk kembali pada kekufuran setelah Allah menyelamatkan darinya sebagaimana bencinya jika dilemparkan ke dalam neraka .(Mutaffaq ‘Alaihi).
Jika pohon keimanan telah tertanam dalam hati kemudian disirami dengan air keikhlasan dan mencontohi Rasulullah s.a.w maka, perkara itu akan membuahkan berbagai macam buah pada setiap musim dengan izin Rabbnya. Ada empat jenis mahabbah, sebagai berikut:
- Mahabbatullah (cinta kepada Allah), inilah pokok dari keimanan.
- Cinta dan benci kerana Allah. Hukumnya adalah wajib.
- Cinta (yang lain) bersama Allah. Ini bermaksud cinta kepada Allah dan juga kepada yang lain dari Allah sama seperti cinta kepada Allah, seperti cintanya orang-orang musyrik pada tuhan-tuhan mereka. Ini adalah pokok dari kesyirikan.
- Cinta yang semula jadi, seperti cinta kepada kedua orang tua, anak dan makanan. Ini diperbolehkan. Jika kamu ingin dicintai Allah, maka zuhudlah di dunia. Rasulullah s,a,w. bersabda: “Zuhudlah di dunia, Allah akan mencintaimu,” (Hadith riwayat Ibnu Majah).
Disaring dari – https://www.fiqhislam.com/agenda/syariah-akidah-akhlak-ibadah/127170-mahabbah-amalan-hati-untuk-mencintai-allah-swt